BISMILLAHIRAHMANIRAHIM

Animasi

Selasa, 31 Januari 2012

cold and dark

Malam itu kota leipzig terasa sepi dan dingin, daun-daun coklat dan kering jatuh berterbangan ditiup angin yang cukup menusuk kulit. Cahaya lampu kota terlihat seperti lilin-lilin kecil, terangnya ditutupi embun yang sangat tebal, begitu remang-remang dan keberadaannya hanya dapat menjaga sang pengguna jalan untuk tiga meter kedepan saja. Jalan-jalan kosong seperti kota mati, manusia-manusia pengisi kota ini lebih memilih berbaring di atas sofa didepan perapiannya, menyalakan televisi dan menonton satu opera sabun yang setiap hari sabtu pukul 21.00 ditayangkan oleh stasiun tv Beindo. Di pinggir kota, asap racun mengepul dari sebuah rokok filter bercampur dengan embun. Pada taman yang kini terlihat seperti sebuah pemakaman yang telah lama tak dijamah oleh manusia. Dia duduk dibangku kayu khas eropa yang klasik, dikelilingi pohon-pohon meranggas yang rontok yang hanya menyisakan sedikit daun-daunnya yang terakhir. Tubuhnya terlihat sedang kelelahan menggigil sekedar untuk mempertahankan suhu badannya yang kian turun. Wajahnya yang kian pucat adalah bahasa alami dari tubuh yang ingin mengatakan bahwa dia dalam keadaan yang kepayahan. Kontradiktif dengan pikiran tubuhnya, sebuah senyum yang miris dan tatapan yang tajam tetapi kosong terlihat dari raut muka sang pria tersebut. Hancurkan diri ini tanpa makna seiring waktu berjalan Sebuah kesalahan tidak pernah dapat ditarik lagi jika telah keluar dari selongsongnya Telah lama dia berpikir, terlihat dari puntung-puntung yang telah berserakan. Tetapi semakin lama dia merenung semakin kusut mukanya, dahinya mengernyit seperti kerutan-kerutan pada orang tua. Semakin lama asap yang mengepul semakin banyak, dan malam pun semakin larut. Orang-orang yang berjalan disitu pasti sudah menggigil kedinginan, dan ingin segera lari ke depan perapiannya. Tetapi pria itu seakan sedang memanaskan tungku dalam dirinya, konsentrasi pikirannya membuat dia tidak merasa berada pada cuaca -5 derajat celcius. Memang tidak ada pilihan lagi bagi pria itu, mau tidak mau dia harus dapat menemukan kunci permasalahan yang sekarang sedang membelitnya. Sebuah pertaruhan besar akan terjadi esok, dia tidak akan tinggal diam dan mengakui kekalahannya. Satu hal kecil yang dibutuhkan hanyalah kepingan puzzle dari teka-teki besar yang sedikit demi sedikit telah terurai didalam kepalanya. Kini dia berpacu dengan waktu, dia tak mungkin menunggu lebih lama lagi, sebelum tubuhnya membeku dan aliran darah dalam tubuhnya berhenti. Kini jam sudah menunjukkan pukul 23:15, suhu telah turun menjadi -10 derajat celcius. Baru kali ini terlihat seorang mempertaruhkan nyawanya dalam cara yang sangat aneh, duduk di sebuah taman dan memacu adrenalinnya untuk menemukan jawaban sebelum tubuhnya membeku. “Sial, setengah jam lagi aku duduk disini, besok orang-orang akan menemukan sesosok mayat sedang duduk tolol memegang satu batang rokok dimulutnya” pria itu menggumam dengan dirinya sendiri, seakan-akan dia berbicara pada orang lain. Pada saat dia berniat mengambil batang rokok yang terakhir, tiba-tiba terdengar sirine dari kejauhan, warna terang merah tampak dari sisi barat kota. Walau hanya cahaya kemerahan yang terlihat dia sepertinya dapat merasakan panasnya sampai ke dadanya. Senyuman tersungging mempertegas kepuasan dirinya akan hal yang baru saja terlintas pada kepalanya. “Rupanya Tuhan masih memberi cahaya untukku, besok sepertinya matahari akan memberikan sinarnya pada diriku”. Tawanya menggaung seakan menyambut kobaran api yang sedang menjilat-jilati di sisi kota leipzig.

Tidak ada komentar: